RAGEM – Situasi dan kondisi alam saat ini yang sewaktu waktu dapat menimbulkan bencana tidak terduga menuntut kesiapsiagaan. Hal inipula yang mendasari SMPN 1 Cibalong Kabupaten Garut melakukan survei daerah tempat tinggal siswa melalui fitur google form. Hasil dari survei ini menjadi pijakan pihak sekolah untuk melaksanakan upaya-upaya yang perlu dilakukan agar siswa terhindar dari dampak bencana.
Para siswa mengisi jawaban survei melalui perangkat komputer ataupun handphone masing-masing berdasarkan kondisi yang sebenarnya. Survei berlangsung selama empat hari, tanggal 24-27 Oktober 2022.
Survei memetakan daerah tempat tinggal siswa berdasarkan beberapa aspek. Untuk aspek kondisi alam, apakah berada di daerah dekat sungai, dekat pantai, atau dekat tebing/pegunungan/perbukitan. Berkaitan dengan ini, ditanyakan pula apakah pernah terjadi banjir atau longsor dalam dua bulan terakhir di lokasi tempat tinggal siswa.
Terkait akses jalan dari rumah ke sekolah, siswa diberikan pilihan apakah kondisinya baik, cukup, atau kurang baik. Sedangkan mengenai kendaraan yang digunakan siswa menuju sekolah, diberi pilihan apakah menggunakan mobil angkutan umum, angkutan khusus, motor, atau sarana transportasi lainnya.
Survei diikuti seluruh siswa SMPN 1 Cibalong sebanyak 633 siswa. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa mayoritas siswa tinggal di daerah berpotensi tsunami sebanyak 493 siswa. Disusul daerah rawan banjir (254 siswa) dan daerah rawan longsor (78 siswa).
Dari sisi kondisi akses jalan, jumlah siswa dengan akses jalan bagus (jalan beraspal/tidak berisiko saat hujan) sebanyak 530 siswa (83,73%), cukup bagus (jalan cukup bagus namun sesekali berisiko saat hujan) 22 siswa (3,47%), kurang bagus (terjal/licin saat hujan/berisiko) 81 siswa (12,80%). (Angka persentase merupakan pembulatan, red).
Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd, mengapresiasi tim survei daerah tempat tinggal siswa yang diketuai pembina OSIS, Robby Nurawaluddin, S.Pd. “Data survei yang dihasilkan dijadikan pijakan penyusunan draf rencana pengembangan sekolah sekaligus sebagai dasar penyempurnaan penyusunan visi misi sekolah,” paparnya.
Selain itu, timpal Robby Nurawaluddin, upaya ini merujuk pada arah optimalisasi pembinaan kesiswaan sekaligus mendorong terwujudnya sekolah yang aman dan nyaman untuk belajar berbasis data latar belakang kondisi siswa. (Roy)***
Leave feedback about this