SMPN 1 Cibalong Eksis di Ajang Evaluasi dan Ekspose PSP Angkatan 1
DOKURADAS

SMPN 1 Cibalong Eksis di Ajang Evaluasi dan Ekspose PSP Angkatan 1

RAGEM – Dalam rentang perjalanan di tahun ketiga, pelaksanaan Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1 di Kabupaten Garut saatnya dievaluasi.

Evaluasi digelar di Hotel Harmoni Cipanas Garut, Selasa (31/10/2023) lalu, diikuti sebanyak 47 orang Kepala Sekolah Penggerak angkatan 1 dan sebanyak 94 orang guru komite pembelajaran.

Tak terkecuali, Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd didampingi perwakilan guru komite pembelajarannya, yakni Tenten Nurbaats, M.Pd dan Gugus Nusaputra Idris, S.Pd sempat mengekspose capaian PSP di sekolahnya.

Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd didampingi perwakilan guru komite pembelajaran Tenten Nurbaats, M.Pd dan Gugus Nusaputra Idris, S.Pd eksis dalam Evaluasi dan Ekspose PSP Angkatan 1.

Pemaparan praktik baik disampaikan Ridwan terkait optimalisasi digitalisasi melalui pembuatan website SMPN 1 Cibalong dengan domain Remaja Gemar Membaca dan Menulis (Ragem.id).

Website Ragem.id, terang Ridwan dapat diakses di aplikasi play store, merupakan hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) pertama di sekolahnya dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.

“Selain menaungi karya ekskul jurnalistik siswa, sekaligus berfungsi sebagai dokumentasi permanen kegiatan sekolah yang dapat diakses berbagai pihak, termasuk masyarakat luas dan masih eksis sampai sekarang,” paparnya.

Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd eksis dalam Evaluasi dan Ekspose PSP Angkatan 1.

Sebagai pelaksana PSP yang notabene berada di wilayah Garut selatan, dengan jarak tempuh sekira 100 KM dari Ibu Kota Kabupaten, dalam setiap kegiatan, memaksa mereka bergegas lebih awal dari personal PSP lainnya.

Mengapa tidak, demi mencapai lokasi kegiatan tepat waktu terkadang harus menginap atau berangkat dini hari dengan menggunakan moda transportasi beragam, seperti motor atau kendaraan umum demi menghemat biaya dan mengurangi resiko beban perjalanan.

Kendati begitu, ujar Ridwan, sekolahnya berupaya eksis dan adaptif terhadap regulasi program sekaligus respek terhadap petunjuk dan arahan pimpinan. “Bersama komite pembelajaran, Alhamdulilah kami dapat melewati berbagai rintangan,” imbuhnya.

Kepala Bidang Ketenagaaan, Pengembangan Bahasa dan Sastra Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Erom Suparman, S.Pd.,M.Si.

Diakui Ridwan pula, PSP yang diikutinya merupakan tambahan energy dan strategi dalam mengurai permasalaan pendidikan, sekaligus terobosan keluar dari zona nyaman untuk mempercepat akselerasi pendidikan pasca loss learning akibat peristiwa Covid 19.

Selain dihadiri nara sumber Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jabar, Dr. Hj. Lina Herlina, M.Ed, hadir pula Bupati H. Rudy Gunawan, SH.,MH.,MP dan Kadisdik, Ade Manadin, S.Pd.,M.Pd.

Menurut Kepala Bidang Ketenagaaan, Pengembangan Bahasa dan Sastra Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Erom Suparman, S.Pd.,M.Si, kegiatan ini lebih tepat disebut sebagai refleksi.

Bupati Garut, Dr. H. Rudy Gunawan, SH.,MH.,MP.

Kegiatan bertajuk Evaluasi dan Ekpose PSP Angkatan 1 dengan tema “Mewujudkan Visi Pendidikan Indonesia” ini digelar, papar Erom untuk melihat sejauh mana pencapaian pelaksanaan program sekolah penggerak di Kabupaten Garut.

Capaian kegiatan yang sudah dilaksanakan, ungkapnya perlu ditindaklanjuti melalui penguatan sedangkan hal hal yang belum tercapai agar diupayakan dengan mencari solusi pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi.

Dengan begitu, kata Erom Program Sekolah Penggerak di Kabupaten Garut akan lebih maju. “Terlebih Kabupaten Garut merupakan daerah pertama yang melaksanakan evaluasi,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin, S.Pd.,M.Pd.

Mengingat rentang waktu perjalanan, imbuh Erom, PSP Angkatan pertama akan berakhir Bulan Juli 2024 nanti. Dengan begitu, katanya lagi akan dipikirkan langkah pengembangan berikutmya serta berupaya merealisasikan reward bagi pelaksana PSP.

Nara sumber BBGP Jabar Dr. Hj. Lina Herlina mengapresiasi aktivitas yang dilakukan pelaksana PSP Angkatan 1, terlebih setelah tampil beberapa perwakilan sekolah penggerak menyampaikan praktik baiknya.

Apresiasi disampaikan Dr. Lina termasuk terhadap kinerja Forum Komunikasi Sekolah Penggerak (FKSP) Angkatan 1, dikomandani Kepala SMPN 6 Garut Dr. Budi Suhardiman. Menurutnya ini terobosan dalam memudahkan koordinasi antar sekolah penggerak.

Narasumber BBGP Jabar, Dr. Hj. Lina Herlina, M.Ed dan Ketua FKPSP, Dr. Budi Suhardiman.

Lebih jauh Dr. Lina memaparkan kondisi sekolah penggerak di Kabupaten Garut yang hanya 7 % dari populasi sekolah yang ada. Dengan begitu sekolah penggerak wajib mengimbaskan kepada 93 % sekolah lainnya di Kabupaten Garut.

Hal itu, kata Dr. Lina merupakan langkah strategis penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ketimbang menjadikan sekolah lainnya sebagai sekolah penggerak dengan anggaran biaya yang cukup besar.

Disela padatnya kegiatan, Bupati H. Rudy Gunawan pun menyempatkan hadir memberikan arahan demi terselenggaranya iklim pendidikan yang lebih baik di Kabupaten Garut.

Terlebih dengan lahirnya program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak. Tentunya, tandas Bupati semakin mendorong tumbuhkembangnya karakter peserta didik yang semakin baik, sesuai profil pelajar Pancasila.

Melalui program sekolah penggerak dan guru penggerak diharapkan tidak ada lagi bulying di sekolah, “Tindakan kekerasan dan bulying mestinya tidak terjadi lagi,” tandasnya.

Selain itu, Bupati Rudy mengharapkan tidak ada kasta diantara sekolah penggerak dengan sekolah bukan penggerak. Begitu pula halnya guru penggerak dengan guru bukan penggerak.

Semuanya, tandas Bupati Rudy berkewajiban membangun pendidikan bermutu di satuan pendidikannya masing masing yang bermuara pada peningkatan mutu layanan kepada siswa.

Kepala sekolah penggerak dan guru penggerak diharapkan dapat menciptakan tatanan yang mampu menjawab tantangan global. Untuk itu, lanjutnya diperlukan kemampuan penguasaan teknologi dan bahasa Inggris.

Kepala SMPN 2 Talegong, Cucu Suwandana, M.Pd memaparkan sukses penerapan PMM di sekolahnya.

Senada dengan Bupati Rudy, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin, S.Pd.,M.Pd memberikan penguatan terselenggaranya program sekolah penggerak dan guru penggerak.

Sekolah penggerak dan guru penggerak mesti mewujudkan pendidikan yang mampu menyeimbangkan keselarasan pendidikan jasmani dan rohani sehingga tercipta generasi yang berakhlakul karimah.

Menurut Kadisdik, hakekat sekolah penggerak dan guru penggerak adalah untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki akhlak yang baik dan berprestasi.

Kelompok 12 terdiri dari SMPN 1 PGRI Bungbulang, SMPN 2 Banjarwangi dan SMPN 1 Cibalong disela aktivitas diskusi kelompok.

Untuk itu, imbuh Kadisdik, setiap sekolah wajib menciptakan perwujudan sekolah yang aman dan nyaman demi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, terhindar dari perbuatan tercela, seperti bulying.

Di akhir sambutannya, Kadisdik menitipkan pesan, setiap sekolah harus mampu mensejahterakan anak yatim yang ada di satuan pendidikannya masing masing. “Jangan sampai eksistensi dan hak hak mereka terabaikan” tegasnya.

Dinamika program sekolah penggerak di Kabupaten Garut nampak bergairah, tergambar dari capaian pelaksanaan program sesuai presentasi hasil diskusi kelompok terkait capaian lima intervensi PSP.

Lima intervensi bagi sekolah penggerak meliputi pendampingan konsultatif, penguatan sumber daya manusia, pembelajaran menggunakan paradigma baru, perencanaan berbasis data dan digitalisasi sekolah.

Sementara Kepala Seksi Pembinaan Pendidik Disdik Garut, Rana Subhan Akbar, S.T.,M.Si.,MM didampingi staf pelaksana, Yudi Citra Hendarman, SE mengaku bangga dapat berkolaborasi dengan pelaksana sekolah penggerak.

Sesuai arahan pimpinan, pihaknya, kata Akbar berupaya maksimal memfasilitasi setiap kegiatan demi terselenggaranya PSP dan program guru penggerak di Kabupaten Garut. “Aktivitas yang dilakukan pelaksana PSP dan Guru penggerak sangat luar biasa,” pujinya. (Roy)***

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video