SIBER

SMPN 1 Cibalong Wujudkan Projek Pengolahan Garam

RAGEM – Banyak cerita tersaji, buah pengalaman belajar siswa SMPN 1 Cibalong saat digelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) melalui pengolahan air laut menjadi garam murni, Senin (20/03/2023).

Melalui lembar kerja yang dibagikan, sambil melakukan pengolahan garam, para siswa anggota kelompok bahu membahu berbagi peran mengisinya sesuai alur dan langkah pembuatan air laut menjadi garam murni.

Proses pengolahan air laut menjadi garam murni

Dengan tema “Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI”, “Lautku Sumber Kehidupanku”, SMPN 1 Cibalong, sekolah penggerak angkatan satu itu kembali menunjukkan tajinya mendorng terwujudnya profil pelajar Pancasila, terutama dimensi bernalar kritis dan kreatif.

Sebelumnya, setelah dibuka resmi oleh Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd didampingi Wakasek, Hadi Yarga, S.Pd, PKS Kurikulum, Moch. Gilang Zuliansyah, S.Pd dan PKS Sarana, Drs. H. Udin Solehudin, S.Pd, siswa mendapat arahan dari koordinator P-5.

Sebanyak 659 siswa kelas 7, 8 dan 9 dibagi menjadi 133 kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang, melalui bimbingan wali kelas larut dalam aksi nyata melakukan upaya pembuktian air laut menjadi garam.

Berbahan air laut dari 5 titik sampel pengujian, yakni dari pantai Rancabuaya, Taman Manalusu, Karang Papak, Sayang Heulang dan Karang Paranje, setiap kelompok mendapat jatah 1 sampai 2 liter untuk diolah.

Dilaporkan koordinator P-5 kelas 7 dan 8, Gesty Vriska Septianita, S.Pd dan Erni Fitriani, S.Pd, pengolahan air laut menjadi garam dilakukan dengan sistim rebus berbahan air laut terbaik sesuai pengukuran kadar garam.

Proses penimbangan garam yang dihasilkan

Cara ini dilakukan, ungkap Gesty, mengingat cuaca yang tidak menentu dan tidak memungkinkan melakukan pengolahan melalui penguapan atau penjemuran. “Cara ini dipandang efektif untuk mewujudkan praktek pengolahan,” beber Gesty.

Proses penimbangan garam yang dihasilkan

Alhasil sesuai persiapan awal yang disampaikan guru mata pelajaran terkait, sesuai panduan modul projek, yakni guru IPA, Matematika dan IPS dalam rentang waktu tanggal 14 sampai 21 Maret 2023 setara 130 JP, para siswa mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

Projek ini, papar Erni Fitriani, S.Pd dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama, beber Erni, yakni pengenalan sumber daya alam sekitar, eksplorasi tentang asal muasal terbentuknya garam dan refleksi.

Tahap kedua dan ketiga, ujar Erni, yakni tahap kontektualisasi meliputi identifikasi sumber sumber pengetahuan pembuatan garam di lingkungan sekitar dan assessment formatif presentasi proses pembuatan garam secara tradisional.

Rekapitulasi data dan pengumpulan lembar kerja

Tahap keempat, lanjut Erni, siswa diajak untuk melakukan refleksi dan memikirkan tindak lanjut atas projek yang sudah dilakukan serta sebagai bahan nilai projek, selain mengamati hasil projek, dilakukan tes lisan dan tulis mengenai pembuatan garam yang telah dilakukan.

Setelah proses pembuatan garam dengan menggunakan tungku selama sekitar 60 menit, bertempat di halaman kelas masing masing, perosesnya membuahkan hasil. Namun terdapat perbedaan dari masing masing kelompok, baik bobot, tekstur dan warna.

Kolaborasi Tim P-5 dan siswa SMPN 1 Cibalong

Garam yang dihasilkan selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Bagian dari tahap akhir, setiap kelompok mengumpulkan lembar kerja berikut garam yang dihasilkan untuk dinilai guru mata pelajaran terkait sebagai bagian dari kolaborasi guru mata pelajaran.

Selanjutnya, tambah PKS Kurikulum Moch. Gilang Zuliansyah, S.Pd, tindak lanjut dari projek, selain akan melakukan proses iodin atau yodium, pihaknya berencana mengecek kadar garam yang dihasilkan di laboratorium. “Tindak lanjut dilakukan pada pekan projek semester berikutnya,” terang Gilang.

Pada prosesi penutupan pekan projek, tim projek dikomandani Kepala SMPN 1 Cibalong, Ridwan, S.Pd, selain mengapresiasi kinerja semua pihak, sekaligus berkenan memberikan reward kepada kelompok terbaik, kategori tercepat menyelesaikan pengolahan dan kelompok terbanyak menghasilkan garam.

Adalah Agni Maulida, siswi kelas 9-A mengaku bangga dapat melakukan projek pengolahan garam. Baginya selain menambah pengetahuan, sekaligus pembuktian dari sebuah proses yang dilakukan melalui kerja sama. “Kami semakin sadar, potensi sumber daya lokal sangat luar biasa untuk dioptimalkan,” ujarnya.

Setelah projek usai, bertepatan dengan momentum menghadapi Bulan Ramadhan 1444 H, sebelum pulang, siswa selain mendapat arahan tentang kegiatan yang harus dilakukan, sekaligus membawa pulang buku kegiatan Bulan Ramadhan yang dibagikan secara gratis. (Roy)***

Exit mobile version