CERMIN

Antara Aku, Media Sosial dan Guruku

Oleh : Nura

Pada sore hari yang penuh gabut, Angel yang seorang diri di rumahnya tanpa berpikir panjang mengambil ponselnya yang masih terpasang charger.

Di ruang tamu yang luas Angel menghidupkan ponsel dan mulai membuka aplikasi media sosial favorit untuk menghilangkan rasa gabutnya.

Pada halaman beranda Angel yang saat itu sedang Gabut melihat sebuah video singkat yang views-nya sangat banyak.

Karena penasaran dengan gambar mini video itu, ia mulai menggerakkan telunjuknya.

Video mulai diputar tapi ada kejanggalan di dalamnya.

Angel: “ Ih ini video aneh banget, udah diputar 3 detik tapi kok masih gelap?”

4… 5… 6… dan …

Angel: “Aaaaaaaaaaa…” (teriak Angel kaget)

Angel: “Kebangetan nih yang bikin video prank gak tanggung-tanggung gimana gak meledak view-nya,  pantesan aja isinya penampakan hantu mendadak.” (ucapnya sambil mengelus dada)

Ia yang saat itu masih kaget bercampur Gabut terlintas di pikirannya,

Angel: “Wah Kayaknya seru juga nih kalau di bagiin malam-malam ke kontak aku “ (pikirnya di dalam hati).

Hari telah gelap, ibu dan ayah Angel pun telah ada di rumah. Tiba saat makan malam, Angel dan orang tuanya menyantap hidangan di meja makan.

Ayah: “Nak kamu nggak ke mana-mana kan saat Ayah dan Ibu pergi kerja “?

Angel: “Enggak, Yah. Angel dari tadi di rumah kok.”

Ibu: “Tuh, Ibu bilang juga apa, Angel pasti nggak kemana-mana. Ayah sih Enggak percaya.” Ucap Ibu Angel kepada suaminya

Angel: “Yah… Bu… Angel udah kenyang. Angel mau ke kamar, ya!?”

Dengan seizin orang tuanya Angel meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

“Kiiiiiik.. Cekrek… Cekrekk… “ Suara pintu kamar yang Angel kunci

Saat itu Angel yang masih menyimpan ide sore tadi, Sudah tidak sabar ingin segera membagikan link video yang ditemukan ke semua kontak yang ada di ponsel termasuk teman-teman sekelasnya.

Malam itu, waktu menunjukkan Jam 10 malam. Waktu di mana orang-orang sudah mulai menikmati istirahat, namun di sisi lain Angel siap membagikan link video singkat itu.

Angel: “Wah bakalan seru nih…” Ucapnya pelan sambil senyum-senyum sendiri

Angel mulai menghitung mundur dan membagikan videonya.

Tak lama kemudian…

Ningnong… Ningnong… Ningnong…

Pesan singkat mulai berdatangan masuk ke ponselnya, seolah hujan deras sedang jatuh dari langit ke bumi.

Berbagai respon ia terima langsung di malam itu.

Keesokan harinya saat di mana Angel berangkat ke sekolah, perlahan langkah kaki menelusuri jalan hingga ia sampai di depan kelas.

Angel yang saat itu terlambat, mengetuk pintu lalu menghampiri guru yang sudah ada lebih dulu di kelas.

Angel: “Bu, Maaf saya terlambat tadi saya ketinggalan bis sekolah”

Bu Guru: “Karena ini pertama kali kamu terlambat pelajaran ibu. Kali ini Ibu maafkan. Tapi, tolong kedepannya berangkat lebih awal agar kamu tidak terlambat lagi, ya!?” . Tegas Bu guru kepada Angel

Angel pun berjalan menuju tempat duduknya menghampiri bangku teman-teman di kelas. Tapi, saat itu terlihat ada yang tidak biasa.

Saat duduk, Angel menengok ke samping kiri tempat dimana Dini teman sebangkunya pada hari itu tidak hadir.

Sssttt… Sssttt… Dini kemana?, Tanya Angel ke teman di sebelah bangkunya

Teman di sampingnya hanya melihat Angel lalu memalingkan kembali wajahnya tanpa seucap kata.

Tak lama setelah itu,

“Tok tok tok… Permisi, Bu.” Ucap Pak Diki, Wali kelas 8A, kelas dimana Angel dan teman-temannya belajar

Bu Guru: “Ya, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”

Pak Diki: “ saya mohon izin untuk Angel, Bu. Bolehkah saya meminta waktu Angel sebentar?”

Bu Guru: “Oh iya, Pak. Boleh. Silakan…”

Pak Diki: “Terima kasih Bu. Angel… Ikut Bapak sebentar, Nak.”

Angel pun mengikuti Pak Diki.

Saat tiba di depan ruangan, dalam hati Angel berkata: “Ini kan ruang BK. Aduh, ada apa ya?, Angel merasa cemas

Saat itu, Angel dan Pak Diki yang ada di dalam ruang BK ditemani juga oleh ayah Dini.

Kehadiran mereka bertiga kebetulan tanpa didampingi bu Laila sebagai guru BK karena cuti melahirkan.

Pak Diki: “Angel… ini Ayahnya Dini datang karena hari ini Dini sedang sakit karena semalam jatuh karena kaget.”

Perbincangan antara Pak Diki Angel dan ayah Dini pun berlangsung lama hingga akhirnya menemukan pemecahan masalah Angel yang merasa dirinya melakukan kesalahan meminta maaf kepada ayah Dini. Angel pun bersyukur, ayah Dini termasuk orangtua yang bijaksana.

Ayah dini yang saat itu harus segera kembali ke rumah sakit tempat Dini dirawat, pamit untuk pulang.

Sekarang ruangan itu pun hanya ada Pak Diki dan Angel.

Pak Diki: “Nah, Angle… Dari pengalaman yang dialami hari ini, kamu bisa mengambil pelajaran berharga. Suntuk karena tidak ada aktivitas, akan lebih baik kalau diisi dengan kegiatan positif. Bapak tahu, followers-mu kan banyak, Bagaimana kalau sedang Gabut kamu isi saja kegiatan dengan membuat konten di sosial mediamu.  Kamu kan pandai menggambar, Bagaimana kalau sedang Gabut Kamu rekam saja video tutorial menggambar agar hasilnya bagus? Menurut bapak itu akan lebih baik untuk mengisi waktu kamu yang kosong.

Sejak itu, Angel yang pada dasarnya adalah anak yang baik, mulai mencoba mengikuti saran dari wali kelasnya.

Angel yang sering merasa sepi karena hampir setiap hari ditinggal Ayah dan Ibunya pergi kerja, kini mulai mengisi waktunya dengan membuat konten-konten bermanfaat sesuai kemampuannya untuk orang-orang di sosial media favorit nya setelah tugas sekolah ia kerjakan.

Dini yang sudah sembuh dan kembali sekolah, serta teman-teman sekelas Angel sekarang mulai melupakan kesalahan yang Angel perbuat berkat perilaku positif yang Angel tunjukkan juga berkat pemahaman dari Pak Diki kepada murid-murid di kelasnya.

Pak Diki: “Anak-anakku… Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Tahukah kalian bahwa Tuhan kita Yang Maha Esa maha Pengampun kepada hamba-Nya yang memohon ampunan?

Siswa 8A: “Ya, Pak…”

Pak Diki: “Kalau begitu, Apa hak kita menghakimi seseorang karena kesalahan yang ia perbuat, sementara orang itu sudah menjadi baik? Mari kita belajar untuk saling memaafkan kepada sesama. Hidup rukun dan damai, saling memaafkan, saling tolong menolong dalam kebenaran dan kebaikan. Niscaya hidup kita akan lebih baik. Siap, anak-anak?

Siswa 8A: “Oke, Pak… ,jawab murid-murid 8A

Semenjak kejadian itu, semua murid kelas 8A saling memberikan support dan berjanji untuk selalu berpikir dan berempati sebelum melakukan apapun. Angel yang sering gabut pun berubah menjadi siswi peraih penghargaan Juara 1 Lomba Kreasi Video Inspiratif antar siswa di kabupaten tempat tinggalnya. (*)

Exit mobile version